''Kehidupan Pekerja Pemancingan''
Di Kota Serang sekarang ini banyak muncul kolam-kolam pemancingan.
Tumbuhnya kolam pemancingan ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi
banyak orang. Tidak hanya pemilik kolam, namun orang-orang yang bekerja
di kolam pemancingan pun mencicipi berkah tersebut. Banyak tenaga kerja
informal yang tertampung di kolam pemancingan. Pada kali ini Mancing
Mania (MM)akan menyajikan bagaimana sebuah kolam pemancingan bisa
menjadi tempat menggantungkan hidup banyak keluarga.dan melihat lebih
dalam suka duka para pekerja kolam.
Di jaman serba susah seperti sekarang ini, dalam soal mencari
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kita harus kreatif
dan jeli melihat peluang usaha. Sudah tidak jamannya lagi dalam mencari
pekerjaan hanya terpaku bekerja pada sektor formal saja yang
persaingannya pun sangat luar biasa. Sedangkan sektor informal yang
tanpa kita sadari justru banyak disekeliling kita, biasanya luput dari
perhatian. Salah satu sektor informal dalam dunia mancing adalah bekerja
sebagai karyawan atau panitia sebuah lomba di kolam pemancingan. Dan
seiring pertumbuhan kolam pemancingan, jumlah pekerja pada bidang ini
pun sangat banyak. Jika satu kolam pemancingan mempekerjakan 5 – 10
karyawan, sudah berapa banyak tenaga kerja yang ada di seluruh kolam
pemancingan yang ada di Indonesia? Bukan itu saja. Dari kolam
pemancingan pun masih banyak orang bisa mengais rejeki, mulai dari kedi,
penjajan makanan, pemasok ikan hingga retribusi pajak dan hiburan serta
lahan parkir. Dari sini kita bisa melihat, berapa banyak tenaga kerja
yang terserap dalam sektor ini. Untuk mengetahui secara dekat kehidupan
para pekerja empang, MM pun menelusuri berbagai kolam
pemancingan, khususnya yang ada di Banten Kota Serang Dari hasil
penelusuran tersebut, MM mengetahui bahwa rata-rata penghasilan para
pekerja kolam lebih dari cukup. “Ya sebulan kira-kira di atas 1jt lah.
Penghasilan segitu bisa menyekolahkan 2 anak saya,” kata Bpk Karim,
Naca, Krek dan Een pekerja kolam di "Tembong Jaya 3Dara H. Cepy",
Kp. Tembong Kel. Tembong Kec. Cipocok Kota Serang Provinsi Banten.Bagi
Bpk Karim yang telah bekerja di pemancingan selama kurang lebih 10
tahun, dengan semangat pengabdian kepada bosnya yang juga pemilik kolam
Tembong Jaya 3Dara sangatlah memuaskan.
“Saya kerja di sini sangat enjoy, menurut saya
bekerja yang terpenting adalah mencintai pekerjaan itu atau enggak, kalo
enggak dicintai ya enggak betah,” ujar Bpk Karim tersenyum dengan kumis
dan jengot tebalnya.Bagi Bpk Karim, bekerja di kolam pemancingan
merupakan keuntungan tersendiri, bukan saja kerjanya yang cenderung
santai dan enjoynamun dirinya dapat berkenalan dengan banyak
orang dengan berbagai karakter. “Meski saya kenal banyak orang namun
saya selalu menjaga jarak. Saya tidak terlalu dekat atau terlalu jauh
dengan mereka. Yang jelas kenalan saya di pemancingan rata-rata bos yang
baik,” ceritanya lagi.Soal penghasilan tambahan di luar gaji ternyata
kadang-kadang ia menerimanya. “Pada prinsipnya kerja di sini tidak boleh
menerima uang dari pemancing, namun jika ada pemancing yang baik hati
dan ingin memberi uang, bos telah menyediakan kotak yang hasilnya nanti
dibagi rata bersama karyawan yang lain. Ya namanya tambahan, jumlahnya
tidak dapat dipastikan,” Menurut Abdulloh (30), ketua panitia empang
Tembong Jaya 3Dara, ia dan kawan-kawan sangat menikmati pekerjaannya
ini. Meski harus pulang larut malam setiap hari karena jadwal lomba
selalu dimulai siang hingga malam hari, Abdulloh tetap menjalaninya
dengan semangat. Suasana kekeluargaan, perkenalan yang luas dengan para
pemancing serta hubungan yang harmonis antar karyawan membuat ayah 1
anak ini tidak punya pikiran sedikitpun untuk beralih profesi. Apalagi
penghasilan perbulannya yang jika ditotal mencapai angka Rp 2,5 juta,
jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding UMR Provinsi Banten. 7 tahun
sudah Abdulloh menjalani rutinitas yang sama setiap hari, datang jam
09.30 pagi, mengurusi pendaftaran, menyiarkan hasil undian, hasil
timbangan hingga merekap seluruh pendapatan kolam perharinya jika lomba
telah usai. Sebagai manusia biasa, Abdulloh bersama kawan-kawan
pemancing lainnya pun sering dihinggapi perasaan jenuh. Untuk mengatasi
hal ini, Abdulloh punya cara khusus, “Saya muter musik kenceng khusus di meja panitia. Biar suasana tetap enjoy enjoy,” ujar pak De.Begitu pun Marno, sebagai perwakilan grup pemancing.
Menurut Bpk Karim dan Naca, Krek, tugas berat yang dihadapi oleh dirinya
selaku panitia lomba adalah bagaimana membuat sebuah lomba banyak
diminati pemancing dan jangan sampai pemancing ada keluhan dengan
pelaksanaan lomba tersebut. Menurutnya, kadang ada juga pemancing yang
komplain entah itu karena kesalahan panitia atau kesalahan pemancing
sendiri, “Saat itulah kita ditutuntut untuk bisa menyelesaikan maslah
tersebut tanpa membut si pemancing merasa tersinggung atau marah,” ujar
bpk karim.Apa yang dikatakan Naca,Een, Abdulloh dan Krek hampir sama
dengan pernyataan anak kedi Jaenal dan Neri. yang sehari-hari bertugas
di pemancingan, tak ada satupun yang mundur, mereka suka dengan
pekerjaan ini dan bos pun memberikan kesejahteraan yang baik bagi
mereka, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.”
seperti bersih-bersih kolam, periksa blower, ikan, korang, menimbang
ikan dan juga mengatur kedi saat lomba dimulai,”. Semua pekerjaan ini
dilakukan dari pagi hingga malam hari dengan perhitungan waktu hampir 12
jam tanpa ada hari libur. Apa Anda atau pekerja lain ada yang mengeluh?
tanya MM, “Tidak…tidak…ada itu, semuanya bertanggung jawab dan
menikmati pekerjaannya masing-masing dan tak pernah dikeluhkan, begitu
juga dengan saya. Sebab hanya jam-jam tertentu saja dimana saatnya saya
sibuk, dan dimana saatnya bisa istirahat. Itulah keseharian kami,“
dibilang penghasilannya besar juga tidak, tapi karena keahlian kita cuma
begini, pantaslah kita menerimanya untuk menjalankan hidup sehari-hari
dan menyekolahkan anak, dibanding mengurus kolam kecil,” ungkap Brewok
bpk karim (51) yang mengakui hal itu. sejak tahun 2008 hingga
kini.Bahkan akunya ia tak berminat pindah ke lain ‘hati’. “Padahal
pernah ada yang menawarkan pekerjaan ke saya untuk mengurus kolam
pemancingan, tapi saya tolak karena ditawarkan mengurus kolam kecil
(harian, kiloan-red). Di kolam besar seperti ini (galatama-red) saya
bisa nabung, dan pekerjaan ini penuh tantangan dan banyak kenal
orang-orang Pejabat, Pengusaha,dll,” katanya polos. Mrk/rambe/den. (Agandol.blogspot.com)
ANAK KEDDY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar